Mendengar kata Axioo, biasanya yang langsung terbayang adalah notebook maupun netbook. Kini Axioo merambah ke lini produk baru dengan menghadirkan Axioo PicoPad. Ia adalah Android pad alias tablet bersistem operasi Android.
Saat pre-order, seluruh peminat boleh menukarnya dengan mahar Rp 3.999.000. Kini harga jualnya telah disesuaikan menjadi Rp 4.599.000.
Ketika kiriman hasil pre-order saya buka, saya seolah diajak bernostalgia. Kok bisa? Lihatlah foto berikut.

Bentuk dan dimensi fisik kardus PicoPad bak pinang dibelah dua dengan kardus CSL MI700 yang pernah saya uji pakai. Perbedaan di antara dua kardus itu hanya di tulisan yang tercetak.

Mari kita lihat kardusnya dari samping. Hmm… sama juga lho.

Bagaimana bagian dalamnya? Eh, sama juga. :)

Di bagian yang cekung itu awalnya terdapat sebuah Android pad berlayar sentuh tujuh inci. Ia terpasang rapi di sebuah standing leather case. Selain berfungsi melindungi bodi maupun layar, leather case itu dapat difungsikan sebagai penyangga peranti.
PicoPad dan MI700 rupanya memang laksana cermin dibelah. Dimensi fisik maupun posisi tombol dan konektornya sama persis.Yang di foto berada di bagian atas adalah PicoPad. Sedangkan yang di bawah si MI700.




Sekarang coba kita cermati layarnya. Ini saat padam.

Sedangkan yang ini saat layar sedang menyala.

Bagaimana bagian belakangnya?

Permukaan belakang PicoPad maupun MI700 sama-sama glossy. Mengilap. Sidik jari pengguna dengan mudah akan meninggalkan bekas.
Seperti inilah fungsi standing leather case.

Kalau dilihat dari samping, beginilah sudut yang dibentuk.

Selain aneka persamaan di atas, kalau dicermati, PicoPad sebenarnya memiliki berbagai perbedaan dibandingkan dengan MI700. Apa saja?

Aplikasi bawaan
Berbeda dengan MI700, kali pertama dinyalakan, beberapa permainan menarik telah diinstalasikan ke PicoPad. Salah satunya, permainan Angry Birds yang sangat populer. Pengguna harus memimpin pasukan burung yang siap diketapelkan untuk menghancurkan gerombolan “sapi kaki pendek”. Semoga saja game ini kelak tidak dilarang oleh Pak Tif dengan alasan “haram karena mengandung babi”. He… he… he…. ;)
Pengguna juga bakal menjumpai permainan aTilt 3D Labyrinth. Gulirkan kelereng ke lubang yang diminta. Namun, awas, jangan sampai masuk ke banyak lubang jebakan. Mau berlatih menemukan perbedaan di antara dua gambar? Ada Find It Toy Story. PicoPad telah menyertakan pula Finger Dance Revolution dan Fishin’ 2 Go Lite.
Masih ada beberapa aplikasi lain yang disertakan. Sayang, saya lupa apa lagi judulnya. Kini aplikasi itu telah terhapus. Lho kok? Iya. Saya mengira aneka aplikasi itu telah ditanamkan ke firmware. Jadi, tanpa ragu saya melakukan format. Usai diformat, aneka permainan menarik yang tersedia ternyata lenyap tak berbekas.
Menurut saya, penyertaan aneka aplikasi permainan menarik di PicoPad merupakan langkah cerdas. Sebab, begitu PicoPad dinyalakan, pengguna pemula Android langsung bisa menikmati sensasi memakai peranti berlayar sentuh tujuh inci itu. Siap pakai deh.
Bukankah permainan itu bisa diunduh di Market? Benar! Tetapi, buat pengguna awam, aktivitas mengunduh aplikasi di Market bisa dianggap rumit dan memusingkan lho.
Kalau MI700 memiliki aplikasi bawaan Azan Alarm dan Blueberry Messenger, PicoPad tidak mempunyainya. Akankah kelak Axioo memunculkan Axioo Messenger? Entahlah.
Ketika beragam permainan bawaan PicoPad masih ada, kapasitas memori internal tersisa di peranti itu sekitar 75 MB. Saya lupa tepatnya. Kalau usai diformat, kapasitas yang tersedia naik menjadi 150 MB. Sedangkan di MI700, tuntas diformat akan tersedia ruang kosong sebanyak 151 MB.

Paket penjualan
MI700 menyertakan handsfree berkabel, kabel data, charger mini USB 2 Ah, standing leather case, dan kartu Tri di paket penjualan. Kartu Tri itu dapat digunakan untuk menikmati layanan internet unlimited selama enam bulan berturut-turut. Fair usage policy yang berlaku adalah 1 GB per bulan.
Sementara itu, paket penjualan PicoPad memberikan handsfree berkabel, kabel data, charger mini USB 2 Ah, standing leather case, screen protector, microSD 16 GB, dan handsfree bluetooth. Entah kebetulan atau tidak, ukuran screen protector yang saya peroleh ternyata kurang presisi. Saat dipasangkan ke layar PicoPad, ia terlalu lebar sekitar dua milimeter sehingga harus dipotong lebih dulu.
Oh ya, ada satu info tambahan. Biarpun sama-sama berkonektor mini USB, charger PicoPad dan MI700 tak dapat digunakan di ponsel maupun BlackBerry berkonektor mini USB. Colokannya nggak bisa masuk.

Harga pasaran
Peminat PicoPad sekarang harus merogoh kocek lebih dalam. Sebab, harga resmi yang kini berlaku adalah Rp 4.599.000. Kalau diadu dengan harga resmi MI700 yang Rp 3.999.000, berarti PicoPad dibanderol lebih tinggi Rp 600.000. Namun, entah ini hokinya Axioo atau malangnya CSL, saat ini jumlah pasokan MI700 sedang tak sebanding dengan jumlah permintaan. Akibatnya, barang relatif sulit ditemukan di pasar. Gerai yang kebetulan masih memiliki stok tanpa ragu akan mematok harga jual Rp 4.300.000 hingga Rp 4.350.000.
Anggaplah harga MI700 Rp 4.300.000. Berarti, berbeda Rp 299.000 dengan PicoPad. Tinggal berhitung matematis deh. PicoPad surplus di handsfree bluetooth, microSD 16 GB, dan screen protector. Tetapi, ia defisit di kartu internet unlimited selama setengah tahun. Plus, terakhir, silakan mempertimbangkan layanan purna jual Axioo versus CSL.

Hasil uji pakai
Bagaimana hasil uji pakai PicoPad? Karena secara umum memang sama, daripada saya membuat naskah baru, saya copy paste-kan review CSL MI700 saja ya. *malas mode: on* :D
Performa yang tidak sesuai dengan dugaan bisa bermakna dua macam. Kinerja nyata lebih rendah daripada harapan awal atau ternyata lebih tinggi. Handroid Pad CSL MI700 termasuk yang kedua. Setelah mengujipakainya selama 15 hari, performa peranti itu terbukti lebih baik dari dugaan awal.
Kali pertama mengetahui kehadiran MI700, sederet tanda tanya menggelayut di benak penulis. Dari pemilihan nama, contohnya, ia menggunakan istilah yang kurang lazim: handroid pad. Ternyata, handroid merupakan kependekan dari handphone Android. Ada-ada saja.
Keraguan belum pupus. Layar sentuh gadget merek lokal buatan Tiongkok seringkali tidak mengesankan. “Tradisi” itu untungnya tak dialami oleh MI700. Layar sentuh kapasitif berukuran tujuh inci di peranti tersebut cukup peka dan responsif. Tak pernah terjadi jari penulis menyentuh titik ini, namun yang bereaksi ternyata titik itu yang berada beberapa milimeter di sebelahnya.
Di salah satu sudut layar beresolusi 800 x 480 piksel itu terdapat sebuah kamera. Resolusinya VGA. Ia adalah kamera kedua. Kamera utama berada di sisi belakang MI700. Kamera dengan lampu kilat dan fitur autofocus itu mampu memproduksi foto berukuran hingga 3,2 megapiksel. Ingin bertelepon? Silakan memakai speaker phone atau handsfree.
Sama dengan mayoritas peranti Android lain, MI700 memungkinkan pengguna berburu aneka aplikasi tambahan di Android Market. Misalnya, game Angry Birds yang sangat populer dan korek api virtual iLightr Free. Berbeda dengan beragam handheld Android yang pernah penulis coba, MI700 juga memiliki aplikasi bawaan yang khas. Yaitu, alarm pengingat jadwal salat dan penunjuk arah kiblat.
Spesifikasi lain peranti berdimensi fisik 17,94 x 11 x 1,15 cm itu, di antaranya, GPS terintegrasi, Wi-Fi, bluetooth, memori internal 512 MB, dan slot microSD. Peranti berprosesor 600 MHz tersebut kompatibel dengan layanan HSDPA 7,2 Mbps.
Kalau mau, pengguna bisa mendayagunakan MI700 sebagai Wi-Fi router portabel. Dalam bahasa lebih mudah, akses internet di peranti itu dapat digunakan bersama-sama oleh ponsel, laptop, dan gadget lain di sekitarnya. Koneksi dilakukan secara nirkabel via Wi-Fi.
Sumber tenaga MI700 berasal dari baterai lithium polymer 3.240 mAh yang dibenamkan ke bodi. Charger-nya menggunakan konektor mini USB. Sedangkan handsfree berkabel yang bermanfaat kala pengguna bertelepon berwujud konektor audio universal 3,5 mm.
Saat ini peranti bersistem operasi Android 2.2 alias Froyo itu dijual Rp 3,999 juta. Paket penjualan telah termasuk leather case model buku dan kartu perdana Tri. Dengan memanfaatkan kartu Tri itu, pengguna MI700 bisa menikmati akses internet gratis 1 GB per bulan selama enam bulan berturut-turut.
Bagi penulis, mikrofon yang kurang sensitif adalah kekurangan utama MI700. File rekaman video yang dihasilkan saat diputar kadang hanya memunculkan suara. Selain itu, secara umum kinerja peranti tersebut amat sepadan dengan harga jualnya. Bahkan, kalau menyoal kesetaraan antara harga jual, spesifikasi, dan kinerja, penulis lebih memilih MI700 ketimbang Samsung Galaxy Tab.

Sumber: ponselmu.com